Habakuk 2:1-5

“[O]rang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”

(Hab. 2:4)

 

 

 

Sesudah Perang Dunia II, ada kisah tentang ibu dan bayinya yang kehabisan makanan. Mereka meminta pertolongan dari seorang pemilik toko yang menantang si ibu untuk menimbang apa pun yang ia punya demi mendapat makanan yang sama beratnya. Secarik kertas kumal ditimbang, ternyata kertas itu lebih berat dari roti dan makanan lain. Takut merugi, pemilik toko meminta ibu itu pergi bersama makanan yang ada. Di kertas itu tertulis, “Dan berikanlah kami pada hari ini makanan yang secukupnya.” Pemilik toko baru sadar bahwa timbangannya rusak! Mungkin hanya kebetulan saja timbangan itu rusak, tetapi bagi orang yang percaya pada Tuhan, timbangan rusak pun dapat menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk menyatakan kuasa-Nya.

 

 

Itulah yang hendak diajarkan oleh Habakuk. Di tengah kegelisahannya mengapa Allah memakai bangsa yang jahat (Babel) untuk menghukum umat-Nya, Habakuk meyakinkan sesama orang percaya bahwa Allah akan bertindak melawan semua kefasikan pada saat-Nya. Baginya, orang benar akan hidup oleh percayanya dan bukan oleh pengertiannya. Mereka akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, Juruselamat mereka. Dalam percaya, kita melihat karya Tuhan yang melampaui akal manusia. Benarlah, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil!

 

 

Youth, percaya kepada Tuhan tidak membutuhkan bukti terlebih dahulu. Ketika kita percaya kepada Tuhan dengan sungguh, maka Tuhan akan membuktikan segala sesuatu. Dalam dunia yang memuja rasionalitas, melihat dan menalar adalah pembuktian. Namun, pesona Tuhan dapat dilihat melalui mata batin dan iman. Jika kita percaya kepada Tuhan, maka kita hidup!

 

 

1. Bagaimana caranya kita memulai hidup dalam iman (bnd. ay. 1)?
2. Pernahkah Anda mengalami karya Tuhan yang melampaui akal?

 

 

Pokok Doa: Ketajaman batin melihat karya-karya Tuhan dalam kehidupan