1 Korintus 12:12-26

Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah,

yang paling dibutuhkan.

(1 Korintus 12:22)

Lena Maria Vendelius yang terlahir di Swedia pada 28 September 1968 adalah contoh orang yang mampu bersyukur atas apa yang dimilikinya dan apa yang tak dimilikinya. Ia dilahirkan tanpa lengan. Kaki kirinya tidak berkembang normal. Namun, semua itu bukan alasan baginya untuk mengasihani diri sendiri. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah rintangan untuk meraih keberhasilan. Bahkan lebih dari itu, keterbatasan adalah jalan untuk menembus ketidakterbatasan. Lena Maria sudah berprestasi sebagai atlet renang, pelukis, penyanyi, dan penulis buku.

Barangkali, ada banyak orang yang awalnya menyepelekan Lena Maria, tetapi dari kisah hidupnya kita belajar untuk tidak menghakimi orang yang terlahir dengan disabilitas. Paulus juga mengingatkan kita agar tidak menyepelekan sesama kita melalui sebuah perumpamaan yang disampaikan dalam 1 Korintus 12:12-26. Paulus mengatakan bahwa anggota tubuh yang terlemah justru jauh lebih dibutuhkan. Maka, anggotaanggota yang “lemah” sebenarnya tidak selemah penampilan mereka. Menariknya, saat ia menegaskan nilai anggota-anggota yang “lemah” itu, Paulus sedang mengajarkan bahwa penampilan yang lemah tidak ada hubungannya dengan nilai yang sesungguhnya dari anggota-anggota tubuh itu. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus supaya tidak terjadi perpecahan di dalam tubuh.

Teens, peribahasa populer menasihatkan “Don`t judge the book by its cover” (jangan menilai buku dari sampulnya). Kalimat bijak itu menasihatkan kita agar jangan menilai orang hanya yang tampak dari luar. Khususnya, jangan meremehkan dan mengolokolok para penyandang disabilitas. Hal itu dapat melukai dan menodai persahabatan di antara manusia. Ingatlah, Tuhan mau agar kita justru memperhatikan orang lain yang dipandang lemah oleh manusia pada umumnya.