TERANIAYA, NAMUN TETAP BERSAKSI
Kisah Para Rasul 11:19-26
Mereka tersebar … namun mereka memberitakan Injil ….
(Kis. 11:19)
Antiokhia di Syria adalah kota penting dalam kekristenan awal. Pada sekitar tahun 30, Antiokhia menjadi salah satu kota pelarian para pengikut Kristus akibat penganiayaan. Lukas, penulis kitab Kisah Para Rasul, menginformasikan bahwa “di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” Penyebutan Kristen itu dikaitkan dengan pemberitaan Injil para rasul tentang “Yesus adalah Tuhan“ di kota itu. Berdasarkan kisah pelarian dan kesaksian para murid, kita dapat menyimpulkan bahwa Antiokhia adalah salah satu “mata air” kekristenan sangat awal, di luar Palestina.
Firman Tuhan hari ini menginformasikan dua hal tentang Kekristenan atau gereja, yaitu: teraniaya dan menjadi saksi. Sejak awal, kekristenan digambarkan bukan sebagai persekutuan yang tidur lelap. Kekristenan adalah agama yang tidak pernah diam, selalu bekerja, sibuk, dan berkejaran. Kita belajar dari warisan pendahulu gereja kita.
Kala ada tentangan, gereja mencari solusi. Waktu gempa, gereja ikut dalam memberi pertolongan. Ketika damai, gereja membangun. Tak cukup biaya program, gereja berusaha dan mencari. Ketika banyak uang, gereja membantu dan menyalurkan bantuan. Ketika ramai, ikut memeriahkan. Ketika sunyi dan sepi, gereja berhening, merenung, dan berefleksi. Zaman sulit, gereja berhemat. Masa kejayaan, gereja tak terlena. Begitulah gereja bersaksi di tengah dunia.
DOA:
Tolonglah kami untuk terus bersaksi dengan giat bekerja. Amin.
Mzm. 85:2-3; 9-14; Yer. 1:4-10; Kis. 11:19-26
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama