SELENTUR DAUN
Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami!
Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami,
dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
(Yes. 64:8)
Dua orang sahabat bercakap-cakap di bawah pohon rindang. “Mengapa gerakan daun begitu ringan saat ditiup angin?” tanya seorang pada sahabatnya. “Ehm, karena daun tidak bertulang?” jawab si sahabat sebisanya sambil tertawa. “Benar juga! Satu lagi, karena daun tak berpikir. Benar juga kan?” ia menambahkan. Sahabatnya menganggukkan kepala tanda setuju. Mereka sedang membandingkan daun dan manusia. Menarik. Kita belajar dari alam.
Sahabat Lansia, kerap penderitaan datang saat kita kurang lentur dalam arahan Tuhan. Kita punya kehendak, Tuhan punya rencana. Saat kita melekat pada kehendak diri, lalu memaksa Tuhan mengikuti, di situlah kita menjadi “berat.” Gerakan kita tidak seringan daun ditiup angin. Atau, kita tidak seperti tanah liat di tangan penjunan. Tapi, semua berubah saat kita mulai melepaskan kehendak diri, meletakkan harapan dalam tangan Tuhan yang penuh kasih. Pada saat itu, kita hendak mengatakan, “Tuhan, jadilah padaku menurut apa yang Kaupandang baik.” Kedamaian perlahan menyusup masuk dan membalut hati kita. Ya, percaya dan berserah membuat kita lentur dalam arahan Tuhan. Tentu yang terbaik akan kita dapat, sebab Tuhan teramat sayang pada kita.
DOA:
Tuhan, ajarkan kami lentur dalam arahan-Mu.
Kami mau meletakkan harapan dan kehendak kami dalam tangan-Mu.
Jadilah yang Kaupandang baik. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama