KEDALUWARSA
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa:
janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu ….
(Ef. 4:26)
“Ran, kamu ingat Rita yang pernah membuatmu malu di depan umum?” tanya Bu Magda pada Bu Rani, temannya semasa SMA. “Oh, ya, ingat, kami sama-sama emosi saat itu. Rasanya lucu kalau ingat pengalaman itu, saya suka tertawa sendiri,” jawab Bu Rani ringan. “Wah, kamu hebat. Saya pikir kamu masih dendam, karena, kalau tidak salah, cukup lama kamu marah pada Rita.” “Betul, aku memang sakit hati oleh tindakan Rita. Tapi itu dulu. Perasaan kan ada kedaluwarsanya, masa roti saja yang bisa expired?” canda Bu Rani yang disambut acungan dua jempol Bu Magda.
Sahabat Lansia, tak ada yang salah dengan emosi marah. Ia hanya penanda sesuatu terjadi tidak sesuai harapan dan menyakitkan hati. Tetapi kita perlu berhati-hati, sebab bila kita tidak tahu batas, dan sulit berkata “cukup” maka kemarahan mampu merusak jasmani dan rohani kita. Contoh roti dalam candaan Ibu Rani cocok juga. Bukankah perut kita dapat sakit bila makan roti yang kedaluwarsa? Inilah batas waktu untuk kemarahan: jangan sampai matahari terbenam. Mudah? Tentu saja tidak. Tetapi juga tidak mustahil. Kita perlu memohon hati yang memahami orang lain, juga kesediaan melepaskan pengampunan. Bukankah kita pun memerlukan pengampunan?
DOA:
Tuhan, tolong kami untuk tidak memelihara kemarahan di hati,
melainkan melepaskan pengampunan seperti kami juga membutuhkan
pengampunan dari-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama