HIDUP BERDAMPINGAN
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
(2Kor. 12:9)
Pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan agar masyarakat menyiapkan diri untuk “hidup berdampingan dengan virus Covid-19.” Tentu saja ini bukan berarti kita sedang mengibarkan benda putih tanda menyerah dan pasrah pada virus yang sampai saat renungan ini ditulis belum ada penangkalnya. Bukan. Melainkan hendak mengajak masyarakat menyikapi pandemi Covid-19 ini dengan sadar dan menerima. Hanya dengan sikap sadar dan menerima kita dapat berjaga-jaga dan melakukan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dengan sukarela.
Sahabat Lansia, bisa jadi pernyataan “hidup berdampingan” tidak asing lagi di telinga kita. Malah mungkin kita sudah menerapkannya. Hidup berdampingan dengan sakit menahun yang kita alami, stamina yang tidak sekuat kala muda, penurunan daya ingat, dan yang lainnya. Semua itu pada awalnya sulit kita terima. Namun, kita sadar, sia-sia menolak sesuatu yang telah menjadi bagian kita. Saat hati sadar dan menerima hakikat tubuh yang rapuh, muncullah sikap bijak memperlakukannya. Kita mengalami apa yang Paulus saksikan: dalam kelemahan, kuasa Tuhan sempurna. Kuasa itulah yang memampukan kita hidup berdampingan dengan kerapuhan tanpa kehilangan sukacita.
DOA:
Tuhan, ajar kami untuk hidup berdampingan
dengan segala kerapuhan kami agar kami tetap bersyukur
serta melakukan yang terbaik dari kami untuk memelihara kehidupan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama