Yohanes 21:15-19

“Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu,

Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”

Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

(Yohanes 21:17)

Teens, kamu tahu nggak bahwa dalam Perjanjian Baru, kata “kasih” itu berbeda-beda? Dalam bahasa Yunani, minimal kita menemukan 4 kata untuk merujuk kasih, yaitu: agape (merujuk kepada kasih Allah), eros (menggambarkan cinta seksual), philia (kasih persahabatan), dan storge (kasih orangtua kepada anak). Masalah muncul ketika ada yang membeda-bedakan kasih yang satu lebih tinggi daripada kasih yang lain. Teolog Swedia bernama Anders Nygren, misalnya, berkata bahwa agape itu lebih tinggi dari semuanya. Hal itu membuat kesan bahwa kasih yang lain (philia, eros, dan storge) menjadi kurang bernilai. Apakah benar begitu?

Dalam percakapan Yesus dengan Petrus, ada dua kata kasih yang digunakan, yaitu agape dan philia. Pada ayat 15 dan 16, Yesus bertanya sampai dua kali, apakah Simon mengasihi-Nya (agape). Simon menjawab bahwa ia mengasihi Yesus (philia). Tetapi, pada ayat 17, ketika Yesus bertanya untuk ketiga kalinya apakah Simon mengasihi-Nya, Yesus menggunakan kata kasih yang lain yaitu philia. Apa artinya? Ada yang mengatakan bahwa karena Simon tidak bisa mencapai kasih Allah (agape), maka ia selalu menjawab philia. Namun, Petrus sendiri pernah berkata, “Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu” (Yoh. 13:37). Bahkan, Yesus pernah berkata, “Tidak ada kasih (agapen) yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (philon)” (Yoh. 15:13). Jadi, sebenarnya philia juga merupakan kasih yang sangat luhur dan mulia.

Teens, setelah menggali kata-kata dalam bahasa Yunani tentang kasih, kita bisa belajar bahwa kasih persahabatan itu memiliki makna yang dalam. Kasih persahabatan bukan sekadar relasi biasa yang bisa hancur begitu saja, melainkan menuntut sebuah pengorbanan buat melakukannya. Itulah philia, kasih persahabatan. Sudahkah kita melakukannya?