Yeremia 42:18-22

“TUHAN telah berfirman kepadamu, hai sisa Yehuda:

Janganlah pergi ke Mesir! Camkanlah sungguh-sungguh,

bahwa aku memperingatkan kamu pada hari ini!”

(Yer. 42:19)

 

 

 

 

 

Pastor Jost Kokoh dalam bukunya Mimbar Altar, menjelaskan dengan sangat apik mengenai animal est homo loquens yang berarti manusia adalah makhluk yang berkomunikasi. Komunikasi adalah salah satu tindakan paling mendasar yang dilakukan manusia guna dapat dimengerti dan saling memahami satu dengan yang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berbagi. Maka, dapat dikatakan bahwa berkomunikasi berarti membagikan apa yang ada dalam hati dan pikiran agar dimengerti dan dipahami oleh orang lain.

 

 

Saat itu, Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi sarana dalam menyampaikan isi hati Allah kepada Yehuda. Allah berkomunikasi karena ingin berbagi tentang rencana-Nya atas Yehuda. Allah mengkomunikasikan pada Yeremia keinginan-Nya untuk membangun bangsa Yehuda. Cara membangunnya adalah agar sisa bangsa Yehuda ini bertahan di tempat tersebut dan tidak lari ke Mesir. Akan tetapi, isi hati Allah yang disampaikan oleh Yeremia ternyata tidak dapat dipahami maksudnya oleh bangsa Yehuda. Bangsa Yehuda berpikir dari sudut pandangnya sendiri. Ketidakmampuan bangsa Yehuda menangkap pesan yang dikomunikasikan Allah menyebabkan kehancuran (lih. Yer. 44).

 

 

Youth, peristiwa di atas menjadi contoh bahwa kegagalan dalam berkomunikasi berdampak kehancuran. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, belajarlah untuk saling memahami pesan dan makna yang hendak disampaikan. Begitu pula ketika berkomunikasi dengan Tuhan, pahamilah maksud Tuhan, juga ketika kenyataan yang dihadapi tidak sesuai dengan harapan kita.

 

 

 

1. Apa penyebab bangsa Yehuda mengabaikan komunikasi dari Allah?
2. Apa kendala kita dalam berkomunikasi dengan sesama dan dengan Allah?

 

 

Pokok Doa: Rendah hati dan saling memahami dalam berkomunikasi.