Yohanes 3:31-36

“Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya;

siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi

dan berkata-kata dalam bahasa bumi.

Siapa yang berasal dari sorga adalah di atas semuanya.”

(Yoh. 3:31)

 

 

 

 

Ingatkah kita akan kisah kapal mewah Titanic yang dibuat sekitar tahun 1912. Pembuat Titanic pernah berkelakar, “TUHAN pun tdk akan mampu menenggelamkan kapal terbaik, termewah dan terkuat di jagad ini.” Tetapi kita tahu bagaimana kelanjutan dan akhir kisah kapal Titanic. Tragis. Seiring dengan kesombongan itu, kapal Titanic menabrak gunung es, tenggelam dan menelan korban sekitar 1500 orang.

 

 

Menjadi tinggi hati karena sebuah pencapaian atau kehebatan diri itu gampang. Namun, menjadi rendah hati dengan setiap pencapaian dalam hidup, bukan perkara mudah. Yohanes 3:31-36 bercerita tentang kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus. Bisa saja Yohanes merasa lebih dari Yesus karena ia yang membaptis Yesus. Namun, itu tidak ia lakukan. Yohanes sadar bahwa ia adalah pembuka jalan bagi Sang Mesias. Ketika murid-muridnya berdebat, dengan kerendahan hatinya, Yohanes menjelaskan siapa Yesus dan bagaimana seharusnya murid-muridnya memandang dan percaya kepada Dia, Mesias yang datang ke dunia. Kerendahan hati Yohanes tampak ketika ia memberi pembanding antara ia yang berasal dari bumi, dengan Yesus yang berasal dari surga (ay. 31).

 

 

Youth, segala prestasi, pencapaian, kedudukan, dapat membuat kita sombong. Seperti kisah kapal Titanic, kesombongan akan membawa penyesalan bagi kita. Menjadi rendah hati dalam hidup, justru itulah yang akan membawa nilai lebih dalam hidup kita. Kita perlu menyadari bahwa semua yang kita dapatkan dan miliki, sesungguhnya adalah anugerah Allah semata.

 

 

1. Kesaksian apa yang diberikan oleh Yohanes tentang Sang Mesias?
2. Hal-hal apa yang sering membuat kita jatuh dalam kesombongan?

 

 

Pokok Doa: Kerendahan hati dalam segala pencapaian hidup.