PERKATAAN YANG MENGHIDUPKAN
Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia,
tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.
(Ams. 11:9)
Lagu Positively 4th Street yang ditulis dan dinyanyikan oleh Bob Dylan pada 1960-an bisa jadi menggambarkan diri kita. Liriknya mengungkapkan kekecewaan kita karena orang lain tidak mau memahami diri kita. Alih-alih berusaha memahami, mereka malah bergunjing tentang kita, tidak peduli, dan mengkhianati kita. Seandainya saja mereka mau mencoba untuk menempatkan diri mereka seperti kita, mungkin keadaan akan jadi berbeda. I wish that for just one time/ you could stand inside my shoes.
Sobat Lansia, memang sungguh tidak menyenangkan bila orang lain tidak memahami kita, apalagi bila kita mendapat celaan mereka. Namun, kita pun mungkin sering melakukan hal yang sama kepada orang lain di sekitar kita, termasuk kepada keluarga kita. Kita mungkin suka mencela masakan menantu kita, perhatian anak cucu kita, dan sebagainya. Kita mungkin menempatkan diri sebagai yang paling tahu dan sempurna. Akibatnya, kita menyusahkan orang lain dan membuat mereka tidak nyaman. Oleh karena itu, kita perlu waspada terhadap perkataan kita. Amsal mengatakan mulut kita bisa menghancurkan kehidupan orang lain. Marilah kita belajar untuk menempatkan diri kita pada keadaan orang lain terlebih dahulu sebelum kita mencela mereka.
DOA:
Tuhan, mampukan kami untuk mengendalikan mulut
kami dan lambat dalam mencela orang lain. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama