Ulangan 15:12-18

“Janganlah merasa susah,

apabila engkau melepaskan dia sebagai orang merdeka ….”

(Ulangan 15:18)

George Washington, presiden pertama Amerika Serikat yang amat dihormati. Namanya diabadikan pada nama jalan, bangunan, jembatan, monumen, gunung, bahkan menjadi nama ibukota, Washington DC. Tidak berhenti di situ, hal yang jauh lebih menarik adalah sebagian besar orang Amerika yang bernama Washington ternyata penduduk keturunan Afrika atau berkulit hitam. Berdasarkan sensus tahun 2000, terdapat 163.036 orang bernama belakang (nama keluarga) Washington dan 90% dari mereka adalah Afrika-Amerika. Rupanya, pada masa-masa perbudakan AS di sekitar tahun 1700-an, jauh sebelum menjadi presiden, George Washington, sang tuan tanah, sangat concern memikirkan nasib para budak kulit hitam. Ia melarang ada budak yang harus terpisah dengan anggota keluarganya akibat sistem jual-beli. Bahkan, ia memiliki wasiat bagi para budaknya, bahwa mereka semua boleh bebas ketika ia dan istrinya telah meninggal.

Dalam Ulangan 15, Tuhan mengatakan kepada bangsa Israel bahwa semua manusia adalah sama berharganya di mata-Nya. Tidak ada hal yang membuat orang berbeda. Mungkin dalam pandangan manusia, yang seorang adalah majikan dan lainnya ialah budak. Namun, di mata Tuhan semuanya adalah ciptaan yang dikasihi-Nya. Bukankah Israel juga dahulu adalah budak yang mendapat anugerah dari Tuhan, sehingga mereka mengalami pembebasan dan berkat di dalam status baru sebagai orang merdeka? Untuk itulah aturan ini menjadikan Israel berbeda dari bangsa lain di dunia. Malahan ketika budak itu keluar, maka sang majikan harus memberinya upah, ternak, makanan dan pakaian. Konsep inilah yang disebut sebagai bentuk “saluran berkat,” sebab Allah telah memberkati.

Teens, siapa sajakah yang membantumu sehari-hari dalam melakukan banyak hal? Siapa pun yang Tuhan hadirkan di sekitarmu, hargailah mereka dan teruslah berusaha untuk melakukan yang terbaik; salurkanlah kasih Tuhan bagi sesama!