API DI SEMAK BELUKAR
Keluaran 3:1-12
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya
di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
(Kel. 3:2)
Barangkali, kita masih ingat akan fenomena rembesan air yang membentuk rupa seperti wajah Yesus pada tembok sebuah rumah di Jakarta. Banyak orang berdesak-desakan ingin melihatnya. Ada yang puas dan senang ketika berhasil mencermatinya. Tetapi, ada juga yang pulang dengan sedih karena tidak dapat bersaing masuk dengan ribuan orang yang penasaran.
Musa tidak hanya sekali mengalami penampakan Tuhan. Pengalaman pertamanya adalah melihat Tuhan dalam bentuk api di semak belukar. Melalui penampakan itu, Tuhan memanggil dan mengutusnya. Jadi, penampakan itu bukan sekadar pertunjukan kuasa Tuhan, melainkan pemberian tugas bagi Musa. Tuhan memperhatikan kesengsaraan bangsa Israel dan akan melakukan penyelamatan. “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir” (ayat 10), kata Tuhan kepada Musa. Itulah tujuan Tuhan menampakkan diri kepada Musa. Tuhan bukan sekadar muncul untuk dilihat atau ditonton.
Penampakan Tuhan tidak selalu dialami oleh setiap orang, sebab bukankah inisiatifnya datang dari Tuhan sendiri? Jika Tuhan tidak menampakkan diri kepada kita, bukan berarti kita tidak diberkati. Sebab, yang penting adalah bagaimana kita memahami tugas yang diberikan oleh Tuhan dan hidup dalam kekudusan karena penyertaan-Nya, bukan sekadar berusaha mencari fenomena penampakan Tuhan.
REFLEKSI:
Penampakan Tuhan bukanlah tontonan, melainkan sarana supaya umat-Nya mengenali tugas dan panggilannya.
Mzm. 31:1-5, 15-16; Kel. 3:1-12; Kis. 7:1-16;
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama