1 Petrus 1:23-25

Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana,

tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah,

yang hidup dan yang kekal.

(1Ptr. 1:23)

 

 

 

“Putar balik, Pak!” seru Erick. “Kenapa, Mas? Saya sudah biasa lewat sini,” kata Pak Tarno, supir taksi aplikasi. “Di depan sana macet. Nih, peta elektronik saya menunjukkan jalur merah di depan,” jawab Erick. “Baik, Mas. Saya putar balik ya. Nanti tolong tunjukkan jalannya,” kata pak Tarno. “Nah, di depan sana, kita belok kiri. Jalannya sedikit kecil, tapi lancar, Pak,” ujar Erick. Tidak lama kemudian, taksi yang membawa Erick tiba di tempat tujuan. “Wah, benar loh, Mas. Jalan sini ternyata cepat,” kata Pak Tarno. “Fiuw, untung tadi kita putar arah, Pak. Kalau tidak saya bakal terlambat,” jawab Erick.

 

 

Peristiwa salib adalah sebuah peristiwa yang memutar balik arah hidup manusia. Sebelumnya manusia suka dengan hal-hal yang fana, seperti kemewahan hidup, memuaskan hawa nafsu, dan sebagainya. Ujung semuanya adalah kebinasaan. Sekarang, Allah mengajarkan bahwa asal manusia adalah dari benih yang tidak fana. Karena itu, arah hidup manusia seharusnya ditujukan pada apa yang tidak fana. Dalam hal ini, firman Allah yang dibaca, direnungkan dan dimaknai memandu kita untuk menjalani arah yang benar.

 

 

Youth, arah yang tepat membawa kita lebih dekat pada apa yang ingin kita capai. Bukan hanya lebih dekat, tetapi juga membawa kita mencapai apa yang diharapkan. Sadarilah bahwa arah hidup kita telah diperbarui oleh Allah lewat peristiwa salib. Hidup kita bukanlah untuk disia-siakan, sebab kita dilahirkan dari benih yang tidak fana. Hidup kita perlu dijalani dengan tekun, dalam semangat kasih persaudaraan, serta menjaga kekudusan. Niscaya, hidupmu menjadi berarti.

 

 

1. Apa status kita menurut bacaan hari ini?
2. Apa wujud syukur Anda sebagai orang yang telah ditebus?

 

 

Pokok Doa: Hikmat dalam menjaga kekudusan.