1 Petrus 1:13-16

Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu

yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu ….

(1Ptr. 1:14)

 

 

 

 

“Sis, aku lihat kamu kemarin left group ya?” tanya Ria kepada Sisca. “Habisnya, aku kesal dengan komentar-komentar orang tentangku. Sepertinya mereka tidak mengerti perasaanku,” kata Sisca. “Aku paham perasaanmu, Sis. Aku juga pernah mengalaminya. Tapi, kalau kamu left group, apakah itu tidak membuat orang lain menganggap apa yang dibicarakan itu benar?” kata Ria. “Aku ga peduli, Ri. Yang penting aku ga emosi membaca komentar-komentar tidak jelas,” jawab Sisca. “Aku mengerti, Sis. Tapi, coba kamu pertimbangkan lagi deh. Kalau kamu ada di grup, kamu bisa melakukan klarifikasi, sehingga teman-teman tidak salah sangka pada dirimu,” kata Ria mencoba menenangkan. “Iya juga sih. Tolong invite aku masuk lagi dong,” pinta Sisca.

 

 

Dalam hidup ini, ada berbagai hal yang membuat kita bersikap emosional. Namun, firman Tuhan mengajarkan agar kita tidak menuruti hawa nafsu. Sebaliknya, kita diundang untuk “menyiapkan akal budi.” Menyiapkan akal budi ini berarti kita harus menggunakannya agar siap merespons berbagai situasi. Dengan kata lain, kita diundang untuk mempertimbangkan baik-buruknya segala sesuatu sebelum bertindak. Hal tersebut bukan semata-mata jaim (jaga imej), tetapi lebih pada wujud ketaatan kita pada kehendak Allah.

 

 

Youth, hidup ini tidak selalu ideal. Adakalanya kita dibuat kesal oleh tingkah polah orang-orang di sekitar kita. Jika kita kerap merespons dengan hawa nafsu, bisa jadi kita keliru bersikap. Karena itu, kedepankanlah akal budimu; pertimbangkanlah baik-buruk dari sikap yang hendak dipilih. Dengan begitu, kita menjadi umat Tuhan yang kudus.

 

 

1. Apa arti ”siapkanlah akal budimu” pada bacaan hari ini?
2. Bagaimana akal budi menolongmu untuk menguasai dirimu?

 

 

Pokok Doa: Hikmat agar akal budi senantiasa merespons dengan baik.