BELAJAR DARI AYUB
Ayub 3:1-26; 42:1-6
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
(Ayub 42:5)
Salah satu tokoh Alkitab yang pantas mengalami depresi dan marah dengan situasi yang dialaminya adalah Ayub. Meskipun sering kali dianggap tegar, tetapi di pasal 3 Ayub mengutuki hari kelahirannya, bahkan dia mengatakan kenapa harus dilahirkan kalau untuk mengalami derita dan kehilangan. Ayub tidak hanya kehilangan harta, tetapi juga anak-anaknya. Ayub mengalami situasi yang dia sendiri tidak paham mengapa semua hal tersebut menimpa dirinya. Hal yang sama juga terjadi pada saya; saya juga pernah bertanya kenapa Tuhan melahirkan saya di keluarga yang serba kekurangan? Kenapa Tuhan tidak melahirkan saya di keluarga yang serba berkecukupan? Pertanyaan-pertanyaan itu tidak terjawab sampai sekarang. Sama seperti Ayub, saya bertanya-tanya. Ayub bertanya-tanya dan tidak mendapat jawaban atas penderitaan yang ia alami, tetapi yang terjadi justru Ayub mendapat pertanyaan-pertanyaan dari Tuhan yang membuatnya terdiam dan tak bisa menjawab (Ayub 38-39).
Terhadap pertanyaan Allah tersebut, Ayub sampai pada pemahaman bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana Tuhan yang gagal (Ayub 42:2). Ayub menyadari bahwa pengenalannya akan Tuhan tidak utuh. Maka, Ayub pun menyesal dan mencabut perkataannya. Ia kemudian memilih untuk duduk dalam penghayatannya tentang Allah yang bertindak melampaui apa yang ia pikirkan.
Belajar dari Ayub, saya pun sampai pada pemahaman bahwa pengenalan saya tentang Allah belum benar-benar utuh. Siapa saya yang bisa memahami secara utuh rancangan Allah yang selalu baik buat anak-anak yang dikasihi-Nya? Karena itu, memahami rencana Allah dan mengenal Allah harus dilakukan dengan menjalani setiap proses kehidupan bersama dengan Allah, Sang Sumber Kehidupan dengan ketekunan. Tetaplah percaya, jangan lepas dari kasih karunia Allah untuk mampu melihat karya baik Allah di dalam kehidupan kita!
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama