Kolose 3:5-11

… dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui

untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya ….

(Kol. 3:10)

 

 

 

 

“Kinerjamu sangat buruk akhir-akhir ini. Apa yang terjadi, Rob?” tanya Ibu Ruri, manajer SDM kepada Robi. “Maaf, Bu. Saya sering tidur larut belakangan ini,” jawab Robi. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Ibu Ruri. “Saya berusaha mendapatkan penghasilan tambahan, Bu,” jawab Robi. “Main saham?” tanya Ibu Ruri. “Bukan, Bu. Saya diajak berjudi oleh sepupu saya,” jawab Robi. “Apakah kamu menang? Apakah ada manfaat tindakanmu itu?” tanya Ibu Ruri. “Hanya sekali, Bu. Selebihnya saya kalah,” jawab Robi. “Prestasi kerjamu menurun, kamu juga banyak ruginya. Sekarang kamu pilih, tetap berjudi atau bertobat. Perusahaan tidak bisa menerima kinerja karyawan seperti ini,” tegas Ibu Ruri. “Baik, Bu. Saya akan berhenti judi dan memperbaiki kinerja saya,” tekad Robi.

 

 

Paulus menggugah jemaat di Kolose untuk merespons kebangkitan Yesus dengan sikap yang benar. Yesus mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia. Karena itu, sudah seharusnyalah manusia meninggalkan cara hidup yang lama, yang penuh keburukan dan kejahatan. Jemaat diundang untuk mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibarui. Terus-menerus berarti menjadi manusia baru, bukanlah suatu proses yang sekali jadi; membutuhkan proses dan perjuangan untuk menjalaninya.

 

 

Youth, banyak hal yang buruk berawal dari cara hidup yang buruk. Yesus Kristus menempuh jalan kematian untuk memunculkan kehidupan yang baru. Oleh karena itu, dalam suasana Paskah seperti sekarang ini, setiap kita diundang untuk mengevaluasi bagaimana kita hidup. Ia menghendaki kita untuk meninggalkan cara hidup kita yang lama, dan mengupayakan pembaruan hidup.

 

 

1. Apa dasar kita meninggalkan manusia lama dalam diri kita?
2. Keburukan apa yang paling sukar Anda tinggalkan?

 

 

Pokok Doa: Penguasaan diri untuk meninggalkan dosa.