YESUS WAFAT
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:
“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”
Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
(Luk. 23:46)
Setelah pada malam hari Yesus ditangkap di Taman Getsemani, Ia langsung dibawa ke pengadilan. Berturut-turut, Yesus dibawa ke rumah Imam Besar, Mahkamah Agama, Pilatus, Raja Herodes, dan kembali kepada Pilatus, seolah di-ping-pong dari satu tempat ke tempat lain. Mereka saling melempar untuk menjatuhkan hukuman. Apakah Yesus bersalah? Tentu tidak. Namun, karena kebencian, segala sesuatu diatur. Suasana politis begitu jelas. Yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan, dan Yesus harus menerimanya. Pilatus yang tidak menemukan kesalahan-Nya pun tidak mampu membebaskan. Tuntutan massa lebih didengarkan, dan Yesus menerima apa yang sesungguhnya bukan menjadi bagian-Nya.
Sobat Lansia terkasih, dalam duka mendalam, hari ini kita merayakan Jumat Agung, mengenang peristiwa penyaliban Yesus di Bukit Golgota. Yesus disejajarkan dengan dua penjahat, dan penyaliban-Nya menandakan bahwa Dia ditolak oleh manusia dan juga Allah. Apa yang terjadi dalam diri Yesus tampak tidak berarti dan tidak berharga. Di atas kayu salib Yesus berserah dan memasrahkan hidup-Nya kepada Bapa. Seharusnya kitalah yang disalibkan, namun Dia rela menggantikan kita.
DOA:
Terima kasih Tuhan Yesus, seharusnya kamilah yang tergantung
di atas kayu salib. Engkau telah menggantikan kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama