“Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku,

ada bersama dengan Aku di meja ini.”

(Luk. 22:21)

Di tengah keadaan yang penuh ketegangan dan dalam situasi yang tidak tentu, Iblis ternyata juga menggunakan kesempatan untuk menguasai keadaan. Dalam suasana hiruk pikuk masyarakat Yahudi memasuki kota Yerusalem dan berkumpulnya orang dari segala penjuru dunia untuk merayakan Paskah, pemimpin Yahudi berusaha menangkap dan mengadili Yesus. Iblis memakai “orang dalam” yaitu salah satu dari antara murid Yesus sendiri.

Bisa jadi, Yudas, yang lebih melihat imbalan, berpikir bahwa Yesus pasti sanggup membebaskan diri dari jerat. Melihat berbagai mukjizat yang dilakukan Yesus, Yudas mungkin berpikir pastilah Yesus aman. Ia tidak sadar bahwa alam pikirannya telah dipengaruhi dan dikuasai Iblis. Apa yang diajarkan Yesus mengenai kasih hilang dalam sekejap. Bukan karena khilaf, namun ia dengan sengaja menjerumuskan diri dan tunduk pada nafsu keserakahan. Bersekutunya Yudas dengan para pemimpin Yahudi merupakan kesempatan mudah bagi mereka yang memusuhi Yesus untuk bertindak seenaknya. Iblis menguasai hati Yudas melalui benih keserakahan. Mari kita terus belajar untuk setia kepada Yesus dan tidak menjadi pengkhianat yang menjual Yesus demi hal yang tak bernilai.

DOA:

Tuhan, ajar kami setia dan terus hidup bersama-Mu.

Apa pun yang kami hadapi, jangan sampai kami meninggalkan-Mu. Amin.