Yakobus 3:1-12

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita;

dan dengan lidah kita mengutuk manusia

yang diciptakan menurut rupa Allah,

dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.

(Yakobus 3:9-10)

Kami pernah berjumpa dengan seseorang yang mengalami social anxiety disorder. Social anxiety disorder adalah suatu kondisi kesehatan mental kronis yang menyebabkan kecemasan yang irasional, atau takut berada di tempat umum yang ramai. Istilah yang sering dipakai adalah fobia lingkungan. Awalnya, ia merasa gugup dalam beberapa situasi sosial. Ketika ketakutannya semakin ekstrem, ia mengurung diri dan tidak mau keluar kamar. Setelah mendapat bantuan konseling, maka ditemukan bahwa penyebab utamanya adalah karena ia mengalami perundungan (bullying) dari teman-temannya. Ia sering diejek teman-temannya sejak kelas 1 SD, karena penakut dan sering kencing di celana. Akibatnya, ia mengalami depresi yang berat. Bahkan, ia terjerat dalam penggunaan obat-obatan terlarang.

Dalam pertemanan sehari-hari, kita hendaknya mulai memperhatikan kata-kata yang keluar dari mulut kita. Firman Tuhan mengingatkan bahwa dengan lidah kita bisa memuji Tuhan, tetapi bisa juga mengutuk (melukai) sesama. Kadang, kita tidak sadar bahwa perkataan kita dapat membuat teman mengalami masalah yang tidak kita duga. Bukan tidak mungkin apa yang kita sampaikan melalui kata-kata bisa memengaruhi orang lain yang memiliki masalah dengan konsep dirinya. Mungkin saja maksud kita bercanda, tetapi tanpa sadar hal tersebut justru menjadi perundungan buat teman kita yang memiliki masalah dengan gambar dirinya.

Mari mulai hari ini, kita hati-hati dengan perkataan kita. Ketika berbicara, mulailah menimbang apakah hal ini pantas diutarakan atau tidak. Kata-kata yang positif dan membangun akan menolong orang-orang yang memiliki gambaran diri yang negatif untuk bisa melihat dirinya berharga. Tanpa kita duga, perkataan positif kita hari ini bisa menolong seseorang yang mungkin saja mengalami depresi.