Matius 27:11-54

Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah

dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah ….

(Mat. 27:51)

 

  

 

Erick penasaran dengan sikap murung Robert akhir-akhir ini. Biasanya, Robert tampil penuh keceriaan. Setiap orang yang berjumpa dengannya disapa dengan hangat. Tapi, tidak begitu dua hari terakhir ini. “Ada apa sih, Rob, kok wajahmu murung?” tanya Erick. “Aku ini sepertinya telah melakukan kesalahan besar,” jawab Robert. “Setiap orang pasti pernah melakukannya. Kini tugas kita adalah menyelesaikannya dengan baik,” kata Erick coba menasihati. “Kamu benar, Rick. Tapi, bagaimana melakukannya? Aku merasa Tuhan tidak akan menerimaku. Mungkinkah kamu berdoa menggantikanku?” timpal Robert. “Rob, bukannya aku tidak mau berdoa bagimu. Tapi, bukankah Tuhan Yesus telah mati di kayu salib untuk membuka jalan kita kepada Bapa?” jawab Erick.

 

 

Pada masa lalu, ketika umat Israel membawa persembahan kepada Allah harus melewati perantara, yakni para imam. Allah yang kudus diyakini hadir dan bersemayam di Ruang Maha Kudus, yang terpisah dari Ruang Kudus, tempat imam mempersembahkan kurban. Akan tetapi, pada peristiwa salib, tabir yang memisahkan Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus terbelah dua (ay. 51). Itu adalah pertanda bahwa kini tidak ada lagi batas yang menghalangi umat untuk datang langsung kepada Allah.

 

 

Youth, tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat dosa, kecuali Yesus. Mengakui dosa adalah suatu tindakan mulia, dan kita dapat datang langsung kepada Tuhan membawa pengakuan dosa kita. Pendamaian yang telah Yesus lakukan di kayu salib, sesungguhnya telah membawa pemulihan hubungan manusia dengan Allah, dan juga relasi manusia dengan sesamanya.

 

 

1. Apa tanda yang menyertai wafatnya Yesus?
2. Apa yang menjadi tekadmu untuk tidak lagi berkutat dalam dosa?

 

 

Pokok Doa: Hidup dalam damai dengan semua orang.