MEMBERI YANG TIDAK DILANDASI KASIH
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,
bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
(1Kor. 13:3)
Sejak pagi Oma Katty dan Rina, sang cucu membersihkan kulkas. Beberapa bungkus makanan dikeluarkan dan akan diberikan kepada pemulung. “Rin, tolong kamu berikan makanan-makanan ini ke bapak pemulung di depan rumah, ya. Siapa tahu, mereka mau. Sayang kalau makanan-makanan ini dibuang,” ujar Oma Katty. “Oma, makanan-makanan ini kan sudah hampir kedaluwarsa. Masa, sih, kita mau kasih makanan yang hampir kedaluwarsa ke bapak pemulung?” ujar Rina. “Ah, tidak apa-apa Rin. Masih seminggu lagi, kok.” Sobat Lansia, apa yang dilakukan oleh Oma Katty adalah sebuah perbuatan memberi. Namun, pemberiannya belum didasarkan kasih yang tulus. Makanan yang diberikan sebetulnya sudah tidak layak untuk diberikan kepada sesama karena hampir kedaluwarsa. Malahan, bisa saja orang yang menerimanya menjadi marah. Sebetulnya, Oma Katty hendak memindahkan “sampah” di dalam kulkasnya ke rumah bapak pemulung itu.
Sobat Lansia, Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada kita. Marilah kita juga memberikan yang terbaik untuk sesama kita. Landasilah pemberian kita dengan kasih yang tulus. Sehingga, pemberian kita menjadi berkat bagi sesama, bukan menjadi batu sandungan.
DOA:
Ya, Tuhan, berikan aku hikmat agar dapat melandasi perbuatanku
dengan kasih yang tulus. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama