Efesus 3:14-21

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya,

menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu ….

(Ef. 3:16)

“Orang Kristen setidaknya bisa berdoa lima waktu dalam sehari: saat bangun tidur, sebelum sarapan, makan siang, makan malam, dan sebelum tidur.” Pernyataan di atas sering kali dijadikan candaan. Namun, sesungguhnya tersirat sindiran bagi orang Kristen. Jika doa merupakan napas hidup orang percaya, lantas mengapa dilakukan dengan sangat terbatas? Apakah manusia hanya bernapas di lima momen itu? Lalu, apakah di lima momen doa itu terkandung doa-doa untuk orang lain? Atau, kita hanya mendoakan diri sendiri?

Rasul Paulus tidak menjadikan penderitaannya sebagai alasan untuk tidak berkomunikasi dengan Allah. Sikap Paulus menunjukkan betapa ia bergantung pada Sang Penguasa bumi dan surga. Paulus tidak berdoa bagi dirinya sendiri, melainkan berdoa bagi jemaat yang dilayaninya. Doa Paulus dalam Efesus 3:14-21 berisi tiga pokok penting. Pertama, mendoakan jemaat di Efesus agar Roh Allah menguatkan dan meneguhkan mereka. Kedua, berdoa agar jemaat memahami dan mengenal kasih Kristus yang tak terhingga. Ketiga, berdoa untuk kepenuhan Allah. Paulus berharap jemaat Efesus dapat menjadi sempurna seperti Bapa adalah sempurna. Paulus percaya bahwa Allah bukan hanya mendengar doanya, tapi Ia juga mewujudkannya dalam kehidupan nyata.

Youth, pada umumnya, orang akan berdoa untuk mencari kehendak Allah. Hal ini dilakukan dalam kaitannya dengan rencana masa depan. Itu tentu tidak salah. Namun, mari kita membaliknya. Mulai sekarang, mari menjadikan kehendak Allah sebagai pokok dan landasan doa kita. Hendaknya doa-doa kita berorientasi pada perwujudan rencana Allah, bukan perwujudan keinginan kita.

1. Apa saja isi doa Paulus dalam Efesus 3:14-21?
2. Apa doa yang akan kamu panjatkan untuk orang lain hari ini?

Pokok Doa: Mendoakan orang lain dan melandaskannya pada kehendak Allah.